Siapkan 2 Program Terobosan, DJPB KKP Kembangkan 4 Komoditas Ekspor pada 2022

Ilustrasi - Budidaya udang.(Dok.KKP)

Editor: Arif Sodhiq - Kamis, 13 Januari 2022 | 19:30 WIB

Sariagri - Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) mengemban dua dari tiga program terobosan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Keduanya adalah pengembangan budidaya berbasis ekspor dan pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu mengatakan untuk ekspor terdapat empat komoditas yang akan dikembangkan yaitu udang, lobster, rumput laut dan kepiting. Sementara, pembangunan kampung perikanan budidaya akan dikembangkan di wilayah pedalaman, pesisir, maupun laut berbasis kearifan lokal.

"Ini dilakukan guna mengejar target yang sudah ditetapkan di tahun 2022. Dimana, target produksi perikanan budidaya sebesar 18,77 juta ton di antaranya ikan 8,69 juta ton dan rumput laut 10,08 juta ton, serta produksi budidaya ikan hias sebesar 1,56 miliar ekor," ujarnya.  

Guna mengejar target sesuai dengan program terobosan perikanan budidaya untuk ekspor, KKP akan merevitalisasi tambak udang di 15 Kabupaten/Kota dengan dukungan antara lain pengelolaan irigasi perikanan partisipatif (PITAP), penyaluran sarana revitalisasi tambak seperti kincir, pengujian hama penyakit udang dan kualitas air, sosialisasi dan bimbingan teknis budidaya udang. Selanjutnya, pembangunan budidaya udang berbasis kawasan seluas 100 hektare di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Sementara, pembangunan kampung perikanan budidaya untuk pedalaman yang telah ditetapkan sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 64 Tahun 2021 di antaranya Kampung Ikan Mas di Kabupaten Pasaman dan Kampung Ikan Patin di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.

Bentuk dukungan meliputi bantuan benih dan indukan, mesin pakan mandiri, bioflok, UPR, sertifikasi perikanan budidaya yaitu CBIB dan CPIB, premi asuransi, prasertifikasi hak atas tanah, pos pelayanan kesehatan ikan terpadu, sarana dan prasarana budidaya serta bimbingan teknis dan penyuluhan.

Untuk pembangunan kampung budidaya pesisir yaitu kampung Ikan Nila Salin di Kabupaten Pati dan Kampung Ikan Bandeng di Kabupaten Gresik. Dukungan nantinya seperti bantuan benih dan indukan, hatchery skala rumah tangga, sertifikasi perikanan budidaya yaitu CBIB dan CPIB, bantuan premi asuransi, prasertifikasi hak atas tanah, pos pelayanan kesehatan ikan terpadu, PITAP, bantuan sarana dan prasarana budidaya, bimbingan teknis dan penyuluhan.

Selanjutnya Kampung Budidaya Laut yaitu Kampung Lobster di Kabupaten Lombok Timur dan Kampung Ikan Kerapu di Kabupaten Kupang. Dengan rencana dukungannya seperti bantuan benih, hatchery skala rumah tangga, sertifikasi perikanan budidaya yaitu CBIB dan CPIB, premi asuransi, prasertifikasi hak atas tanah, pos pelayanan kesehatan ikan terpadu, sarana dan prasarana budidaya serta bimbingan teknis dan penyuluhan.

"Total di tahun 2022 pembangunan kampung perikanan budidaya ditargetkan berjumlah 130 lokasi," ungkapnya.

DJPB juga melakukan kegiatan prioritas di tahun 2022 melalui pengelolaan kawasan dan kesehatan ikan di antaranya memberikan bantuan excavator 35 unit, dredger 1 unit, peralatan laboratorium keskanling 15 unit dan pengujian sampel kesehatan ikan 35 ribu sampel.

Pengelolaan perbenihan, di antaranya mendistribusikan bantuan benih 159,9 juta ekor, bantuan calon induk 103,36 ribu ekor, bantuan kebun bibit rumput laut 150 unit, pembangunan UPR/HSRT 10 unit dan sertifikasi CPIB 250 lembaga.

Baca Juga: Siapkan 2 Program Terobosan, DJPB KKP Kembangkan 4 Komoditas Ekspor pada 2022
FAO, KKP dan Pemda Sukabumi Kembangkan Rencana Strategis Kelola Ikan Sidat Berkelanjutan

pengelolaan produksi dan usaha di tahun 2022 di antaranya memberikan bantuan bioflok sebanyak 319 unit, prasertifikasi lahan budidaya ikan 5.000 bidang, sertifikasi CBIB 2.500 lembaga, dan bantuan premi asuransi 6.500 orang. Selanjutnya pengelolaan pakan dan obat ikan antara lain  mendistribusikan bantuan mesin dan bahan baku pakan 300 unit.

"Dari itu semua konsep dalam berakselerasi program terobosan perikanan budidaya, tetap dengan menekankan pada ekonomi biru yaitu ekologi dan sisi ekonomi. Kemudian sebagai pengungkit terdapat satu komponen lagi yang perlu dikembangkan. Walaupun ekologi sudah bagus, dan ekonominya juga menggeliat, namun semangat kompetisi saat ini harus dihadapi, terutama pada masa globalisasi, kita harus tingkatkan dengan inovasi teknologi. Pasalnya, teknologi juga menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan perikanan budidaya," pungkasnya.

Video: