Sulit Tangkap Ikan di Perairan Inggris, Nelayan Prancis Berdemo

Aksi protes nelayan Prancis. (Daily Mail)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Senin, 26 April 2021 | 19:40 WIB

SariAgri -  Lebih dari ratusan nelayan Prancis berunjuk rasa dan memblokir truk yang membawa ikan dari Inggris di pos pemeriksaan Boulogne-sur-Mer. Aksi itu digelar pada Kamis (22/4/2021) malam, untuk memprotes sulitnya akses para nelayan untuk mencari ikan di perairan Inggris, pasca Brexit.

Kesepakatan perdagangan Inggris pasca-Brexit dengan Uni Eropa memungkinkan para nelayan negara Uni Eropa untuk menangkap ikan jauh ke dalam perairan Inggris. Namun, hanya setelah mereka menerima izin sekitar 80 persen kapal ikan belum juga mendapat izin.

"Kami pikir itu akan menjadi masalah hari. Empat bulan berlalu, kami hampir tidak bergerak maju," kata Bruno Margolle, yang mengepalai koperasi nelayan utama di Boulogne-sur-Mer, seperti dilaporkan Daily Mail.

Para pengunjuk rasa bermalam di sebuah pos pemeriksaan di mana truk yang membawa ikan dari Inggris ke pelabuhan Dunkirk dan Calais di Prancis utara harus menjalani pemeriksaan. Para nelayan membakar ban agar tetap hangat di pos pemeriksaan Boulogne-sur-Mer, di pusat pemancingan tersibuk di Prancis.

Karena aksi tersebut, banyak truk dari Inggris berganti rute. Kapal berbendera Inggris yang dioperasikan oleh perusahaan Belanda, yang sering menurunkan ikan yang ditangkap di perairan Inggris di pelabuhan Prancis, juga telah berubah arah menuju Belgia, kata pihak pelabuhan kepada AFP.

Sementara, kelompok pengunjuk rasa lain mengelar aksi protes di pasar ikan Boulogne. 'Aksi malam ini adalah peringatan,' kata Olivier Lepretre, ketua komite penangkapan ikan regional.

Lepretre mengatakan pihak berwenang Inggris hanya memberikan izin kepada 22 dari 120 untuk menangkap ikan antara enam dan 12 mil laut dari pantai Inggris.

Menurut Margolle, banyak nakhoda kapal gagal mendapatkan izin karena tidak dapat memenuhi permintaan Inggris untuk menunjukan data elektronik bahwa mereka telah menangkap ikan di perairan Inggris selama lima tahun menjelang referendum Inggris tahun 2016.

Departemen Lingkungan, Pangan dan Urusan Pedesaan (DEFRA) pemerintah Inggris mengaku hanya memberikan lisensi kapal UE berdasarka data Komisi Eropa.


"Kami tidak mengakui angka yang dibagikan oleh industri perikanan Prancis dan menganggap reaksi ini tidak dapat dibenarkan" kata mereka.

Pada minggu-minggu pertama tahun ini, keluarnya Inggris dari UE menyebabkan rantai pasokan terganggu. Sementara itu, para nelayan di Prancis utara mengatakan mata pencaharian mereka bergantung pada akses ke perairan Inggris, tempat mereka mengejar makarel, kapur sirih, cumi-cumi, dan spesies lainnya.

Baca Juga: Sulit Tangkap Ikan di Perairan Inggris, Nelayan Prancis Berdemo
Masuk Sepekan Ramadan, Harga Ikan di Pekalongan Mulai Naik

Margolle mengatakan stok ikan Prancis berisiko habis jika nelayan Prancis tidak bisa menyeberang ke perairan Inggris. Beberapa nelayan tidak melaut. "Tidak ada gunanya pergi ke laut untuk kehilangan uang," kata Margolle.

Sejak Inggris keluar dari UE, penangkapan ikan menjadi masalah rumit yang telah dinegosiasikan sejak akhir tahun lalu. Inggris bersikeras ingin mengambil kembali kendali atas perairannya sementara negara-negara pesisir UE meminta jaminan bahwa armada mereka dapat terus memancing di perairan Inggris.