Ribuan Lumba-lumba Diduga Mati Imbas Perang Rusia-Ukraina

Ilustrasi lumba-lumba (Pixabay).

Penulis: Rashif Usman, Editor: Dera - Rabu, 8 Juni 2022 | 23:00 WIB

Sariagri - Para ilmuwan yang mempelajari Laut Hitam mengklaim bahwa beberapa ribu lumba-lumba telah mati di wilayah tersebut selama invasi Rusia ke Ukraina. Hal iin memicu kekhawatiran tentang efek perang terhadap ekosistem laut di Laut Hitam.

Direktur penelitian di Taman Alam Nasional Tuzla Estuaries Ukraina, Ivan Rusev mengatakan dalam sebuah posting Facebook bahwa mamalia laut itu terdampar di garis pantai Laut Hitam yang berbatasan dengan beberapa negara, termasuk Ukraina, Bulgaria, Turki, dan Rumania.

Gambar yang dibagikan oleh Dr Rusev menunjukkan lumba-lumba terdampar di pantai dengan apa yang dia klaim sebagai cedera terkait perang, termasuk bekas luka bakar akibat bom.

Dia mengatakan mamalia laut terus hanyut di garis pantai dengan luka bakar akibat bom dan ranjau darat, serta luka dalam, dan juga menunjukkan tanda-tanda kelaparan.

"Saya tekankan sekali lagi bahwa ada korban serius dari perang di antara lumba-lumba di Laut Hitam dalam beberapa pekan terakhir," kata Dr Rusev, dikutip dari theindependent.

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh timnya serta peneliti lain di seluruh Eropa, dia mengatakan beberapa ribu lumba-lumba telah mati di tengah perang di Ukraina.

"Analisis data yang tersedia yang dikumpulkan oleh kami selama tiga bulan perang di pantai taman nasional kami, serta pada materi publikasi terbuka segar dari Ukraina, Turki, Bulgaria, Rumania dan berdasarkan pesan pribadi teman-teman asing saya. dan rekan-rekan, kami berasumsi bahwa karena perang rasis yang kejam dan gila di Laut Hitam, dari awal perang hingga sekarang, beberapa ribu lumba-lumba telah mati, ujarnya.

Yayasan penelitian kelautan Turki juga telah memperingatkan tentang efek perang terhadap ekosistem laut di daerah tersebut.

Baca Juga: Ribuan Lumba-lumba Diduga Mati Imbas Perang Rusia-Ukraina
Sedih, Ribuan Lumba-Lumba Mati Akibat Perang Rusia-Ukraina

"Karena perang antara Rusia dan Ukraina, keanekaragaman hayati, kelautan, pangan dan keamanan lingkungan berada di bawah ancaman di Laut Hitam," katanya yayasan tersebut dalam keterangan resminya.

Selain pencemaran laut, diketahui juga bahwa kebisingan kapal yang intens dan sonar frekuensi rendah merupakan ancaman serius bagi spesies laut, terutama lumba-lumba yang menggunakan cara yang diaktifkan suara.