Mutiara Pattimura Menjadi Angin Segar Bagi Nelayan di Dua Wilayah Ini

Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI. Richard Tampubolon melihat ikan hasil tangkapan para nelayan di Kota Tual. (HO/Pendam XVI/Pattimura)

Editor: Arif Sodhiq - Kamis, 21 April 2022 | 10:45 WIB

Sariagri - Program Mutiara Pattimura memberikan angin segar bagi para nelayan di wilayah Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku. Penggagas program itu adalah Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI. Richard Tampubolon.

"Program Mutiara Pattimura bisa meningkatkan perekonomian para nelayan karena sudah ada perusahaan yang bersedia membeli dan menampung hasil tangkapan mereka, termasuk dalam jumlah besar," ujar Pangdam Richard.

Pangdam berkunjung ke Tual dan Maluku Tenggara bersama Komandan Lantamal IX Ambon Brigjen TNI Said Latuconsina pada 20 April 2022.

Kunjungan itu untuk melihat akselerasi Program Mutiara Pattimura yang melibatkan berbagai pihak, termasuk bertemu dengan anggota kelompok nelayan tangkap dan budi daya di dua daerah itu.

Menurut, mantan Komandan Komando Operasi Khusus (Dankoopssus) TNI itu, saat ini para nelayan sudah berlega hati karena seluruh tangkapan mereka sudah bisa dipasarkan. Perusahaan perikanan PT. Samudera Indonesia Sejahtera (SIS) bersedia menampung hasil tangkapan nelayan sehingga penghasilan mereka mulai membaik dan meningkat.

Perusahaan yang semula bernama PT. Maluku Timur Jaya (MTJ) dan sempat tutup karena terkena moratorium tang diterapkan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, bahkan seluruh izin usahanya dibekukan, kini sudah mulai beroperasi dan diharapkan dapat menjadi bapak angkat bagi nelayan di Tual dan Maluku Tenggara.

Saat bertemu dan berdialog dengan para nelayan Pangdam Richard memotivasi mereka untuk pantang menyerah dalam menaklukkan ganasnya lautan.

"Saya mengimbau bapak-bapak nelayan untuk panjang menyerah, tetap semangat menangkap ikan, Kalian adalah petarung lautan. Namun tetap menjaga keselamatan," katanya.

Dia juga menanyakan tentang kendala yang dihadapi para nelayan diantaranya masalah perizinan kapal, persyaratan hasil tangkap berkualitas maupun masalah bahan bakar minyak yang digunakan oleh nelayan.

Berbagai kendala itu, lanjut dia, akan dikoordinasikan melalui sinergi dengan berbagai pihak, terutama instansi teknis sehingga dapat segera ditangani.

Pangdam berharap program Mutiara Pattimura yang bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat, baik pemerintah Kota Tual maupun perusahaan perikanan dapat berdampak membuka peluang kerja yang lebih luas kepada masyarakat khususnya dalam hal penangkapan ikan, sehingga berdampak kesejahteraan masyarakat setempat semakin meningkat.

Baca Juga: Mutiara Pattimura Menjadi Angin Segar Bagi Nelayan di Dua Wilayah Ini
Keunggulan Mutiara Laut Selatan Indonesia yang Digemari Pasar Dunia

Sedangkan Komandan Lantamal IX Ambon Brigjen TNI Said Latuconsina, menyarankan para nelayan yang kesulitan mengurus perizinan berkoordinasi dengan Lanal terdekat maupun Lantamal sehingga dapat dibantu penyelesaiannya.

"Silahkan berkoordinasi dengan Lanal Tual agar dapat dibantu penyelesaian masalah perizinannya. Program Mutiara Pattimura ini membuka peluang bagi para nelayan untuk meningkatkan usaha penangkapan ikannya, apalagi sudah ada perusahaan yang bersedia menjadi bapak angkat," katanya.