Stilt Fishing, Tradisi Unik Memancing Nelayan Sri Langka Pakai Egrang

Stilt Fishing, Tradisi Memancing Nelayan Sri Langka pakai egrang. (Vietnamtimes/Doanhnghiepvn)

Editor: Dera - Sabtu, 11 Desember 2021 | 17:04 WIB

Sariagri - Sri Langka punya tradisi memancing yang sangat unik dan tergolong kuno yang diberi nama Stilt Fishing. Berlangsung sejak puluhan tahun, tradisi memancing di atas sebuah tegakan kayu ini bahkan telah menjadi daya pikat bagi wisatawan mancanegara.

Oleh penduduk setempat, tradisi memancing ini disebut Ritipanna. Di tepian pantai yang dangkal, para pemancing mendirikan kayu yang sepintas mirip egrang. Di atas kayu-kayu itu lah, para nelayan berdiri dengan sabar, menunggu hasil tangkapan.

Asal usul Stilt Fishing atau kadang di sebut nelayan panggung atau nelayan egrang, memang tidak diketahui secara pasti. Namun, metode penangkapan ikan secara tradisional ini diyakini dimulai pada abad ke-18 oleh beberapa penduduk desa yang tidak mampu membeli perahu nelayan.

Beberapa orang mengatakan, praktik itu mungkin telah dimulai selama Perang Dunia II ketika kekurangan makanan dan tempat pemancingan yang penuh sesak mendorong beberapa orang untuk mencoba memancing di atas air.

Pada umumnya, kayu-kayu itu ditancapkan ke dasar pantai hingga 5 - 8 cm. Nelayan kemudian berdiri di atas kayu untuk memancing. Palang memungkinkan nelayan untuk duduk beberapa meter di atas air.

Mereka mengumpulkan hasil tangkapan dalam tas yang diikatkan ke tiang atau di pinggang. Di Sri Langka, sejumlah pemancing
Stilt Fishing yang andal masih bisa ditemukan di sejumlah tempat, seperti pantai Mirissa, pantai Hikkaduwa dan Pantai Unawatuna.

Stilt Fishing adalah salah satu metode memancing tradisional yang paling menarik di Sri Lanka. Gambar ikonik nelayan yang bertengger di atas panggung kayu dulu terlihat di sepanjang pantai selatan. Sering duduk berjam-jam, nelayan-nelayan ini membutuhkan kesabaran, keterampilan, keseimbangan dan daya tahan yang luar biasa.

Mereka biasanya menangkap berbagai jenis ikan perairan dangkal, seperti tenggiri, tuna, layang mata besar, herring dan sardinella goldstripe. Ikan paling aktif pada awal musim muson barat daya (Mei/Juni).

Baca Juga: Stilt Fishing, Tradisi Unik Memancing Nelayan Sri Langka Pakai Egrang
Menyeramkan, Nelayan Ini Temukan 'Makhluk Álien' Saat Hendak Memancing

Dahulu, tradisi ini diturunkan dari ayah ke anak laki-laki. Namun, setiap tahun, semakin sedikit keluarga yang mempraktikkannya. Melansir Vietnam Times, praktik memancing tradisional ini praktis terhenti selama bertahun-tahun, sejak tsunami melanda tahun 2004.

Praktik nelayan panggung di Sri Lanka telah lama menjadi daya tarik utama wisatawan. Seringkali nelayan mendapatkan uang dengan muncul di foto mereka ketika rombongan turis asing tiba. Tak sedikit turis memberikan imbalan pada nelayan, untuk sekedar berphoto bersama.