Tips Budidaya Lobster Sistem Keramba dari Persiapan hingga Pemanenan

Budidaya lobster sistem keramba.(Sariagri/Arief L)

Editor: Arif Sodhiq - Kamis, 9 Desember 2021 | 10:30 WIB

Sariagri.id - Lobster (Panulirus spp.) merupakan komoditas perikanan laut berpotensi menghasilkan keuntungan menjanjikan. Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperkirakan potensi benih lobster di laut Indonesia 20 miliar ekor per tahun.

Namun peningkatan populasi lobster di alam sangat rentan terjadi eksploitasi berlebihan yang mempengaruhi ketersediaan. Karena itu budidaya menjadi salah satu pilihan tepat dalam mengeksplorasi potensi lobster.

Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdan) Pesona Bahari, Abdul Aziz menjelaskan teknik budidaya lobster mulai dari persiapan hingga pemanenan. Menurut dia, hingga kini belum ada teknologi yang mampu memijahkan lobster secara buatan.

"Oleh karena itu budidaya lobster yang ada sekarang hanya terbatas pada proses pembesaran benih lobster yang ditangkap dari alam,“ ujar Abdul Aziz dalam rilis yang diterima Sariagri.id, Kamis (9/12/2021).

Saat memberikan kuliah virtual Abdul Aziz yang diundang Program Studi (Prodi) S1-Akuakultur PSDKU Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, mengungkapkan beberapa hal penting dalam pembesaran lobster yaitu pemilihan lokasi, pembuatan keramba, penebaran benih, manajemen pakan, monitoring harian dan pemanenan.

Pria yang akrab disapa Aziz itu menekankan lokasi pembesaran lobster terbaik adalah di kedalaman laut 6-10 meter dengan substrat berpasir dan tidak merusak terumbu karang.

“Lokasi keramba juga harus terbebas dari jalur pelayaran agar tidak terganggu saat proses pembesaran dan tidak dalam zona inti konservasi,“ jelasnya.

Selain itu, lanjut dia, lokasi keramba harus jauh dari muara sungai karena lobster sangat rentan terhadap perubahan air yang signifikan dan pencemaran. Untuk media budidaya, menurut Aziz, pembesaran lobster dilakukan pada media keramba dasar dengan bentuk persegi atau tabung.

“Hal itu bertujuan untuk menciptakan substrat sesuai dari habitat lobster dan meminimalisir kerusakan akibat ombak,“ katanya.

Aziz menyarankan pada tahap awal sebaiknya menggunakan kerangka berbentuk persegi dengan ukuran 3x3x0,7 meter.

“Kendati demikian kerangka keramba persegi sering terjadi pergeseran dan perubahan posisi akibat gelombang, oleh karena itu kami modifikasi menjadi lingkaran,” katanya.

Sedangkan untuk ukuran benih pembesaran bervariasi mulai dari 25 gram, 50 gram dan 70 gram yang ditebar dengan kepadatan 50 ekor/m2.

“Dalam satu keramba benih dikelompokkan berdasarkan ukuran dan jenis lobster. Hal itu bertujuan untuk memeratakan hasil panen,” sambungnya.

Sementara untuk pakan lobster, kata Aziz, terdiri dari ikan segar atau rucah, keong mas atau kerang hijau. Selain sebagai sumber protein, pakan juga harus mencukupi kebutuhan mineral lobster untuk moulting, karena itu diberi keong dan kerang.

“Untuk dosis pakan biasanya menggunakan 5-7 persen dari berat total yang diberikan 1 kali sehari pada sore hari,” katanya.

Terkait monitoring budidaya lobster, Aziz mengatakan sebaiknya dilakukan setiap hari pada saat pemberian pakan. Sedangkan beberapa hal yang perlu diamati meliputi kondisi keramba, sisa pakan, mortalitas dan terjadinya moulting.

Baca Juga: Tips Budidaya Lobster Sistem Keramba dari Persiapan hingga Pemanenan
Auto Jadi Jutawan, Pemuda Ini Kantongi Ratusan Juta dari Bisnis Lobster Air Tawar

“Kita juga melakukan monitoring setiap 30 hari sekali untuk mengetahui pertumbuhan lobster dengan cara sampling,” kata Aziz.

Pemanenan dilakukan ketika berat lobster mencapai 150-200 gram ke atas sesuai dengan Permen KP Nomor 17 Tahun 2021.

“Pemanenan dilakukan dengan mengangkat keramba keatas untuk sekalian dilakukan perawatan dan menghindari kecacatan pada lobster seperti patah pada bagian capit atau kakinya,” pungkas Aziz.

Video terkait: