Mengenal Lele Mutiara, Hasil Persilangan dengan Segudang Keunggulan

Ikan lele mutiara. (KKP)

Editor: Arif Sodhiq - Selasa, 17 Agustus 2021 | 13:00 WIB

Sariagri - Salah satu program terobosan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2021-2024 adalah meningkatkan produksi perikanan budidaya dan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan kampung-kampung perikanan budidaya.

Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) mengembangkan beragam kampung perikanan. Salah satunya Kampung Lele di Desa Sumurgede, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Jawa Barat sejak Juni 2021.

Kampung Lele Desa Sumurgede mengembangkan ikan lele istimewa yaitu lele Mutiara (Bermutu Tiada Tara). Ikan jenis ini merupakan strain unggulan hasil penelitian Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI). Lele Mutiara dihasilkan dari seleksi persilangan empat strain lele Afrika di Indonesia yaitu lele Mesir, lele Phyton, lele Sangkuriang dan lele Dumbo.

Keunggulan dari lele Mutiara diantaranya laju pertumbuhan berkisar 10-40 persen lebih tinggi dari jenis lain, pemeliharaan lebih singkat di mana pembesaran benih tebar berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm dengan padat tebar 100 ekor/m2 berkisar 40-50 hari.

Keseragaman ukuran relatif tinggi, tahap produksi benih diperoleh 80-90 persen benih siap jual dan pemanenan pertama pada tahap pembesaran tanpa sortir diperoleh ikan lele ukuran konsumsi sebanyak 70-80 persen. Rasio konversi pakan (FCR = Feed Conversion Ratio) relatif rendah, antara 0,6-0,8 pada pendederan dan 0,8-1,0 pada pembesaran.

Selain itu, lele mutiara juga memiliki daya tahan yang tinggi terhadap penyakit dengan sintasan (SR = Survival Rate) pendederan benih berkisar 60-70 persen pada infeksi bakteri Aeromonas hydrophila (tanpa antibiotik).

Benih lele Mutiara memiliki performa pertumbuhan dan parameter-parameter produktivitas yg selalu lebih tinggi (unggul) serta keuntungan usaha 2-9 kali lipat daripada benih-benih pembandingnya, sehingga sesuai untuk digunakan dalam usaha pembesaran di berbagai lokasi dan sistem pembesaran.

Baca Juga: Mengenal Lele Mutiara, Hasil Persilangan dengan Segudang Keunggulan
Kabar Baik! Indonesia Naik 2 Peringkat sebagai Eksportir Produk Perikanan Dunia

Untuk diketahui, Karawang merupakan daerah potensial dalam mengembangkan budidaya perikanan. Pada tahun 2018, Karawang memiliki 18.275,00 hektare tambak, 1.088,80 hektare kolam air tenang, serta 148 unit kolam jaring apung.

Hal tersebut menunjukkan Karawang bukan hanya Kota Industri, tetapi juga memiliki potensi perikanan budidaya dengan penghasilan yang cukup besar, dengan keuntungan Rp5-13 juta dalam berbudidaya lele.

Video terkait: