Tiga Model Bisnis Ikan Arwana Ini Bisa Dicoba, Mana Paling Menguntungkan?

Ikan arwana. (commons.wikimedia)

Editor: Arif Sodhiq - Senin, 9 Agustus 2021 | 15:40 WIB

SariAgri - Ikan arwana memiliki banyak nama lokal di antaranya aruwana/arowana, siluk, barramundi, saratoga, pla tapad, kelesa, kayangan, peyang, tangkeleso dan ikan naga. Popularitas arwana sebagai ikan hias masih eksis hingga kini bahkan peluang ekspornya  semakin besar.

Permintaan tinggi dan suplai yang cenderung masih sedikit menyebabkan harga ikan arwana melambung mulai jutaan hingga puluhan juta rupiah. Tak heran jika bisnis ikan arwana menjadi salah satu peluang menggiurkan untuk meraup keuntungan.

Praktisi sekaligus pengusaha ikan arwana, Sri Yadi mengungkapkan terdapat tiga jenis bisnis ikan arwana bagi calon pelaku usaha.

“Ada tiga jenis bisnis ikan hias arwana yaitu jual beli ikan arwana, pembesaran ikan arwana dan penangkaran atau budidaya ikan arwana,” ujarnya dalam webinar Arwana Talks, Senin (9/8/2021).

Menurut dia, ketiga jenis bisnis itu memiliki kelebihan dan kekuran. Untuk bisnis jual beli ikan arwana, kekurangannya antara lain ketergantungan suplai ikan yang tinggi, banyak kompetitor dan persentase risiko kematian tinggi.

“Begitu suplai ikan nggak ada ya nggak bisa jualan. Kompetitor yang banyak juga jadi rintangan utama. Selain itu persentase risiko kematian akibat proses pemindahan ikan yang terlalu sering dari akuarium ke akuarium lainnya dan pemberian air yang tidak sesuai juga sangat tinggi,” jelasnya.

Sedangkan keuntungan dalam bisnis jual beli ikan arwana yaitu dana investasi yang dibutuhkan lebih kecil. Tetapi, keuntungan yang didapat juga sangat terbatas.

“Keuntungan lainnya ya bisnis jual beli ikan arwana sangat mudah untuk keluar masuk pasar, bisa keluar dengan mudah kalau emang sudah nggak suka dengan bisnis ini,” katanya.

Sementara untuk bisnis pembesaran ikan arwana, jumlah kompetitor lebih seikit dibanding bisnis jual beli dan tidak terlalu tergantung dengan suplai ikan.

“Ini yang lebih stabil di tengah-tengah yaitu bisnis pembesaran ikan arwana. Namun, untuk menghasilkan keuntungan, pembesaran ikan arwana memerlukan waktu cenderung lebih lama yaitu minimal lebih dari 6 bulan,” katanya.

Menurut dia, semakin lama waktu pembesaran, keuntungan yang didapat semakin besar. Investasi yang dibutuhkan untuk pembesaran ikan arwana juga masuk kategori sedang. Untuk lebih menghemat dan efisien, jumlah ikan yang dibesarkan harus cukup dan tidak terlalu sedikit.

“Margin dalam usaha pembesaran ikan arwana bisa dikatakan cukup. Kalau saya jual minimal untung Rp1 juta, kalau nggak segitu ya nggak saya lepas karena kalau saya besarkan semakin lama harganya juga akan semakin tinggi. Saya jarang melepaskan ikan kecil,” ungkapnya.

Jenis bisnis yang terakhir yaitu budidaya atau penangkaran ikan arwana. Dikatakan Yadi, jenis bisnis ini menjadi yang paling menguntungkan karena margin cenderung lebih tinggi.

“Dari 16 indukan saja bisa menghasilkan anakan hingga 80 ekor dalam waktu satu tahun. Nah kalau 80 ekor anakan dijual saat ukuran 20 centimeter saja itu setahun sudah balik modal. Tetapi juga dibutuhkan teknologi mendukung untuk mencapai keuntungan tersebut,” paparnya.

Baca Juga: Tiga Model Bisnis Ikan Arwana Ini Bisa Dicoba, Mana Paling Menguntungkan?
Babak Baru Kasus Dugaan Tindak Pidana Korupsi Pengadaan Ikan Arwana

Yadi menekankan dalam bisnis budidaya ikan arwana dibutuhkan modal dan investasi besar dan berisiko besar. Risiko indukan yang tidak memijah juga akan mengakibatkan kerugian secara finansial.

“Maka sangat perlu bagi kita untuk mengetahui kondisi indukan yang baik yang bisa memijah. Teknologi yang tepat juga sangat dibutuhkan untuk keberhasilan budidaya arwana. Secara ekonomi yang risikonya tinggi akan menghasilkan keuntungan tinggi juga,” tandasnya.

Video terkait: