Pecinta Koi Garut Menunggu Uluran Tangan Pemerintah

Ikan koi asal Garut, Jawa Barat. (Foto: Sariagri/Jayadi)

Editor: M Kautsar - Selasa, 16 Maret 2021 | 19:20 WIB

SariAgri - Geliat pecinta ikan hias jenis koi di Garut, Jawa Barat terus meningkat dalam satu tahun terakhir. Para komunitas pecinta koi Kota Intan, berharap ada perhatian pemerintah daerah.

Pecinta koi asal Garut, Mochamad Romdhon mengatakan, masa pandemi Covid-19 yang berlangsung setahun terakhir memberi hikmah terselubung munculnya pecinta koi baru di Garut.

“Perkembangan pecinta koi di Garut naik signifikan selama Covid-19,” ujarnya dalam obrolan hangatnya dengan Sariagri, Selasa (16/3).

Menurut Romdhon, penerapan kebijakan Work From Home (WFH) atau bekerja di rumah, ikut andil dalam perkembangan pecinta koi di Garut saat ini.

Selama kebijakan itu berlangsung, tak sedikit warga yang mengalihkan hobinya mengembangkan budi daya koi. “Awalnya hanya belasan, sekarang sudah puluhan pecinta koi di Garut,” kata dia.

Beberapa produk ikan koi khas Garut pun berhasil dibudidayakan masyarakat, meskipun dengan pola budi daya sederhana. “Tinggal ada perhatian pemerintah, perkembangan koi di Garut bakal optimal,” ujarnya.

Diantara sesama pecinta koi, sudah terjalin pola kerja sama usaha yang cukup menggiurkan dengan harga yang bervariatif. “Untuk ukuran 40-50 centimeter, biasa dijual di angka Rp5 juta bahkan hingga puluhan juta,” kata dia.

Romdhon menyatakan, salah satu kendala yang dihadapi pecinta koi Garut saat ini, yakni masih minimnya edukasi mengenai budi daya koi yang baik, sehingga menghasilkan koi berkualitas.

“Edukasi itu penting, apalagi sekarang banyak pemula,” kata dia.

Dilandasi hobi dan keinginan kuat memelihara ikan asal negeri Sakura, Jepang tersebut, tak sedikit yang akhirnya gigit jari, setelah koi mereka terserang penyakit hingga berujung kematian.

“Nggak tahu harus bagaimana cara menyembuhkannya, sehingga mortalitasnya tinggi,” kata dia.

Untuk itu, pemerhati pertanian dan peternakan Garut itu berharap kehadiran pemerintah daerah penting, untuk menghidupkan asa perkembangan koi di Garut ke depan.

“Melihat alam yang mendukung, Garut punya potensi menjadi  endemik baru di samping Sukabumi, Blitar dan Ciamis, yang sudah lebih maju,” kata dia.

Dengan potensi itu, Romdhon optimis perkembangan koi endemik Garut bisa lebih berkembang. “Semakin maju budi daya koi, tentu bisa menjadi sumber baru PAD (Pendapatan Asli Daerah) ke depan,” kata dia.

Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Garut Sofyan Yani mengaku perkembangan pecinta koi di Garut naik signifikan dalam setahun terakhir.

“Saat ini pehobi atau pecinta juga dan pembudiaya atau penghasil koi berkualitas, banyak dari di Garut,” kata dia.

Dengan pertumbuhan itu, Lembaganya tengah berupaya menjadikan Garut sebagai kawasan baru atau endemik baru ikan koi di Jawa Barat.

“Kualitas air sangat mendukung, begitu pun lahan dan kawasan di Garut banyak kolamnya juga, termasuk pehobi juga banyak,” kata dia.

Untuk menyatukan mereka, telah terbentuk beberapa komunitas pecinta koi mulai KPKG atau Kelompok Pecinta Koi Garut yang lebih mengarah ke breeder atau bidudaya, serta GKC Garut Koi Club, yang lebih mengarah ke pecinta atau hobi koi.

“Kami juga dalam waktu dekat akan menggelar kejuaraan koi Bupati Cup 1 pekan ini,” kata dia.