Lele Jadi Primadona, KKP Pacu Produksi Nasional Lewat Sistem Bioflok

Panen Lele dengan Sistem Bioflok. (Dok. KKP)

Penulis: Tatang Adhiwidharta, Editor: Arif Sodhiq - Selasa, 9 Maret 2021 | 12:10 WIB

SariAgri -  Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali melakukan panen ikan lele hasil budidaya melalui sistem bioflok. Panen kali ini dilakukan oleh kelompok budidaya ikan (Pokdakan) Mina Taruna, Desa Bakalan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Kawasan ini merupakan salah satu penerima paket bantuan budidaya ikan sistem bioflok tahun 2020 melalui Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menjelaskan bahwa sebagai salah satu favorit masyarakat, permintaan terhadap komoditas ikan lele tidak pernah surut. Hal ini pula yang menyebabkan tingginya minat masyarakat untuk melakukan usaha budidaya ikan lele, mulai dari budidaya dengan wadah ember, kolam terpal, kolam plastik, tambak hingga yang menerapkan teknologi seperti bioflok.

“Penyaluran bantuan budidaya ikan lele sistem bioflok kepada masyarakat turut menggenjot produksi lele nasional sejak tahun 2017, oleh karena itu KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus menjadikan bantuan ini sebagai salah satu program prioritas guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan sumber protein”, ungkap Slamet.

Slamet kembali menekankan bahwa efisiensi pakan, lahan dan air menjadi keunggulan bioflok yang membuat teknologi ini dapat diadopsi di berbagai lokasi di Indonesia. Berbekal kelebihan lain seperti pertumbuhan yang lebih cepat serta ikan yang lebih tahan akan penyakit, penerapan teknologi ini menjadi pilihan para pembudidaya.

“Melalui penyaluran bantuan serta pendampingan yang dilakukan oleh tim teknis serta penyuluh di lapangan diharapkan menjadi bekal bagi kelompok penerima untuk dapat mandiri”, ucap Slamet.

Lebih jauh Slamet juga berharap kepada kelompok untuk dapat meningkatkan kapasitas dan skala usaha mereka dengan menggali ilmu sebanyak banyaknya dari penyuluh maupun tim teknis agar ke depannya dapat mengembangkan usaha lebih jauh.

“Pengembangan usaha yang dilakukan dapat memperbesar margin keuntungan hingga membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat di sekitar, misalnya dengan mendirikan usaha pembenihan, pembuatan pakan mandiri, atau jasa pembuatan kolam bioflok”, imbuh Slamet.

Sementara itu Kepala BBPBAP Jepara, Sugeng Rahardjo menyatakan bahwa minat masyarakat khususnya di daerah Jawa Tengah, untuk melakukan kegiatan usaha budidaya ikan sistem bioflok sangat tinggi, terutama untuk komoditas ikan lele. Selain permintaan akan lele yang tidak pernah surut, harga jual lele di pasaran juga relatif stabil serta memiliki pangsa pasar yang bagus.

“Kami selalu berusaha memastikan untuk setiap penerima bantuan mendapatkan bimbingan teknis hingga tuntas agar kegiatan usaha di Pokdakan dapat sukses dan berkelanjutan”, ucap Sugeng.

Sugeng juga menegaskan bahwa pihaknya secara rutin melakukan monitoring dan evaluasi yang mendalam dalam bentuk pendampingan teknis, pengawasan proses budidaya, pengendalian penyakit hingga proses panen dan kegiatan pasca panen.

“Kami akan terus kawal secara langsung maupun melalui kolaborasi dengan penyuluh setempat agar bantuan yang diberikan dapat benar benar bermanfaat bagi masyarakat” pungkas Sugeng.

Ketua Pokdakan Mina Taruna, Isyanto menyetujui bahwa budidaya ikan sistem bioflok memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan dengan berbudidaya pada kolam besar. Dari 24.000 ekor benih ikan lele ukuran 6-7 cm dalam 8 kolam pemeliharaan yang diberikan pertengahan Desember tahun lalu, setelah masa pemeliharaan selama 2,5 bulan sudah dapat dipanen mencapai ukuran 6-8 ekor per kg sebanyak 2,7 ton. Dari hasil penjualan Rp 17 ribu per kg, ia berhasil mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp 13,5 juta untuk 1 siklus pemeliharaan.

Baca Juga: Lele Jadi Primadona, KKP Pacu Produksi Nasional Lewat Sistem Bioflok
Siapkan Modal Usaha, Sekjen KKP Ajak Generasi Muda Jadi Wirausaha

“Penggunaan pakan yang lebih hemat menjadi salah satu keuntungan yang paling kami rasakan, karena dengan sistem bioflok ini dapat menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah menjadi gumpalan kecil yang bermanfaat sebagai pakan alami ikan”, kata Isyanto.

Isyanto juga berterimakasih kepada KKP yang telah memberikan pengalaman budidaya lele dengan teknologi baru serta memberikan keuntungan yang besar kepada kelompoknya.