Vaksin Jadi 'Senjata' Penting dalam Pengembangan Budi Daya Ikan

Ilustrasi budi daya ikan. (Pixabay)

Editor: Dera - Selasa, 2 Maret 2021 | 15:30 WIB

SariAgri - Budi daya ikan memang merupakan salah satu peluang bisnis yang menjanjikan. Namun kejelian dan kecermatan dalam melakukan pengembangan budi daya ikan tetap diperlukan.

Melansir thefishsite, salah satu 'senjata' yang dianggap signifikan adalah pemberian vaksin pada ikan. Vaksin menjadi penghalang terakhir yang akan dihadapi patogen sebelum menyebabkan wabah penyakit.

Kemunculan vaksin sangat mengurangi ketergantungan pada agen antimikroba. Vaksinasi bermanfaat melindungi kesehatan dan kesejahteraan hewan, mata pencaharian mereka yang bekerja dengan peternakan, serta ketahanan pangan.

Penggunaan vaksin bukanlah hal baru. Salah satu yang telah menggunakannya adalah Norwegia dalam industri salmon. Tahun 1994, pembudidaya ikan telah beralih dari antibiotik ke vaksinasi.

Uji coba terbaru telah dilakukan untuk menguji perlindungan terhadap Vibriosis anguillarum yang melibatkan berbagai kelompok bass laut Eropa, bahkan dalam kondisi suhu yang buruk.

Mereka menunjukkan bahwa kelompok ikan yang tidak divaksinasi mencatat tingkat kematian 95 persen, sementara semua ikan yang telah divaksinasi dengan benar melalui suntikan intraperitoneal 42 hari sebelumnya bertahan hidup.

Pengalaman tersebut menegaskan bahwa vaksinasi tidak hanya penting, tapi secara drastis mengurangi resistensi antimikroba, serta merupakan metode terbaik untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan keuntungan.

Di antara metode vaksinasi yang tersedia, vaksinasi dengan injeksi manual (intraperitoneal atau intramuskular) terbukti lebih disukai, di mana spesies memungkinkan.

Injeksi vaksin sangat efisien dalam menghasilkan antibodi dan seluler. Kerugian utama dari vaksinasi perendaman termasuk kebutuhan vaksin dalam jumlah besar dan perlindungan yang lebih rendah dalam tingkat dan durasi kekebalan.

Perlindungan yang dihasilkan oleh vaksinasi oral umumnya lemah dan durasinya singkat, serta mengharuskan semua individu untuk diberi makan. Selain itu, vaksinasi dengan injeksi otomatis membutuhkan mesin yang sangat canggih dan mahal.

Namun demikian, faktor lain termasuk ukuran ikan dan jenis patogen harus dipertimbangkan saat memilih metode aplikasi terbaik. Ikan memiliki sistem kekebalan fungsional yang mirip dengan mamalia, dengan elemen bawaan dan adaptif.

Perbedaan utama mereka dengan vertebrata lain adalah metabolisme dan respons imun mereka bergantung pada suhu. Oleh karena itu, suhu merupakan aspek penting lainnya dari strategi vaksinasi.

Dalam kasus vaksinasi yang diberikan dengan injeksi manual, ikan diangkut dalam pipa dari tangki pemeliharaan ke bak anestesi, setelah dibius, mereka kemudian disuntikkan oleh tim vaksinasi yang terampil.

Dosis vaksin dapat bervariasi (dalam banyak kasus 0,05 - 0,2 ml untuk spesimen dengan berat 15 - 80 gram), penting untuk mengikuti posologi yang tepat, seperti yang direkomendasikan oleh pabrikan atau ichthyologists yang terlibat. Jelas, kapasitas jarum suntik harus dikalibrasi untuk volume injeksi yang diberikan.

Baca Juga: Vaksin Jadi 'Senjata' Penting dalam Pengembangan Budi Daya Ikan
Mengenal Kandungan Ikan Bandeng yang Lekat dengan Filosofi Cina

Menghasilkan ikan budi daya yang sehat tidak hanya membutuhkan infrastruktur yang berkualitas dan personel yang terlatih, tetapi juga memastikan bahwa teknologi farmasi terkini dan instrumentasi serta bahan habis pakai yang canggih menjadi yang terdepan.

Menjaga kesehatan dan keselamatan manusia dan hewan, tanpa mengorbankan komitmen lingkungan, sangat penting untuk mencapai tujuan keberlanjutan global.