• Home
  • News
  • Pertanian
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Podcast
  • Galeri
  • Stories
  • Events
  • Indeks
  • Home
  • News
  • Pertanian
  • Peternakan
  • Perkebunan
  • Pangan
  • Hortikultura
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Poscast
  • Galeri
  • Stories
  • Events
  • Indeks
  • Home
  • Perikanan

Mengolah Limbah Rumah Tangga Menjadi Pakan Ikan

sariagri.id - Rabu, 24 Februari 2021 | 11:45 WIB

berita perikanan, perikanan, pangan perikanan, berita perikanan terkini, berita tentang perikanan, berita kelautan dan perikanan

Warga memberi pakan ikan lele di selokan (SariAgri/Arief L)
Warga memberi pakan ikan lele di selokan (SariAgri/Arief L)

Berita perikanan - Sebagian besar bahan pakannya adalah nasi (karbohidrat), sayuran, dan tulang.

Penulis: Yani, Editor: M Kautsar

SariAgri - Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran, Yuli Andriani, menggelar penelitian mengolah limbah organik menjadi pakan ikan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan, khususnya dari limbah rumah makan di kawasan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

“Kegiatan rumah makan, khususnya, menjadi perhatian khusus bagi saya karena menghasilkan limbah yang banyak per hari,” kata Yuli.

Berdasarkan pengumpulan data tahun 2018-2019, diketahui setidaknya terdapat 150 kilogram sampah organik perhari dari 50 rumah makan di kawasan Jatinangor. Jumlah sampah sebanyak itu berpotensi mencemari lingkungan.

“Berbekal informasi tersebut, saya memiliki ide bagaimana bila limbah yang melimpah itu diolah menjadi pakan ikan,” ujar Yuli.

Menurut Yuli, sebagian besar bahan pakannya adalah nasi (karbohidrat), sayuran, dan tulang. Untuk meningkatkan nilai gizinya, pengolahan limbah dengan menggunakan teknik fermentasi.

Hasilnya pun telah diujicobakan pada berbagai jenis ikan untuk melihat kesesuaian penggunaan pakan ikan yang dihasilkan.

Adapun limbah yang diambil untuk penelitian ini berasal dari 10 rumah makan sunda di kawasan Jatinangor. Rumah makan yang menyajikan makanan dengan banyak santan dan bumbu pekat tidak disertakan dalam penelitian ini karena akan berpengaruh pada proses pengolahan awal dan kandungan lemak yang terlalu tinggi.

Yuli mengatakan, lemak adalah komponen nutrisi yang harus dikurangi dalam pakan ikan karena memiliki energi yang besar dan dapat menyebabkan bau tengik selama penyimpanan.

“Syarat limbah adalah limbah yang masih segar, diambil harian, sehingga mencegah kontaminasi mikroorganisme patogen. Limbah disortir, dibersihkan dan difermentasi menggunakan probiotik dengan inkubasi selama 7 hari,” kata Yuli.

Hasil fermentasi dari bahan tersebut kemudian dikeringkan dan dibuat tepung. Selanjutnya, tepung ini diformulasikan dengan bahan pakan lain sehingga kandungan proteinnya sesuai dengan kebutuhan ikan yang akan dibudidayakan.

Menurut Yuli, produk pakan yang diolah dengan teknik fermentasi ini memiliki nilai nutrisi yang baik karena mikroorganisme yang terlibat dalam fermentasi akan meningkatkan protein dan menurunkan serat kasar dalam bahan.

Selain itu, produk ini dapat dicerna dengan baik oleh ikan. Karena sebelumnya telah diolah atau dimasak, limbah rumah makan memiliki struktur yang sederhana untuk dicerna ikan.

Proses fermentasi pun akan lebih lanjut menguraikan ikatan-ikatan kompleks dalam limbah, sehingga kecernaannya akan semakin meningkat.

Produk ini juga dinilai dapat menjadi sumber pakan yang murah dan ekonomis karena berbasis pemanfaatan limbah yang tidak digunakan lagi oleh manusia.

“Pakan berbasis pemanfaatan limbah rumah makan cocok diberikan pada jenis-jenis ikan yang memiliki rentang toleransi yang tinggi terhadap variasi jenis pakan, misalnya jenis-jenis ikan omnivora seperti ikan lele, ikan nila,  dan akan diujikan juga pada ikan mas, gurame, dan patin,” kata Yuli.

Yuli berharap hasil penelitian ini dapat menjadi motivasi bagi masyarakat untuk memanfaatkan limbah yang ada di sekitar menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Ke depannya, kata Yuli, tidak tertutup kemungkinan penelitian ini dimanfaatkan lebih jauh dalam bidang lain seperti untuk kompos ataupun biogas.

“Dengan mengembangkan konsep pemanfaatan seperti ini, masyarakat tidak hanya akan mendapatkan keuntungan secara ekonomis namun juga membantu meringankan beban lingkungan dari pencemaran akibat limbah domestik atau sisa makanan,” katanya.

SHARE

  • LINE

TOPICS

  • Berita Pangan
  • Berita Perikanan Terbaru
  • Perikanan

COMMENTS

Lainnya

  • Kulit ular Sanca batik (Phyton reticulatus) asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng) banyak diminati pasar mancanegara. (Kementan)

    Peternakan 19 menit lalu

    Punya Motif Indah, Kulit Ular Sanca Diminati Pasar Mancanegara

  • Dok. Kebun Bibit Ujung Menteng, Jakarta Timur. (SariAgri.id/Arif Ferdianto)

    Pertanian 7 jam lalu

    Produksi Padi di DKI Jakarta Tahun 2020 Tembus 4000 Ton

  • Panen Udang Vaname. (Dok. KKP)

    Perikanan 8 jam lalu

    Demi Jaga SDA Perikanan Indonesia KKP Lakukan Terobosan

  • Ilustrasi Tanaman Arachis Pintoi (Foto: Pixabay)

    Hortikultura 8 jam lalu

    Miliki Banyak Keunggulan, Ini 4 Manfaat Tanaman Arachis Pintoi

  • Wanita Thailand temukan muntahan paus di pinggir pantai. (Mirror.co.uk)

    Perikanan 9 jam lalu

    Mendadak Kaya, Emak-emak Ini Temukan Muntahan Paus Seharga Rp3 Miliar

  • Serangan hama belalang di Sumba Tengah, NTB. (Foto: Sariagri/Yongki)

    Pertanian 9 jam lalu

    Hama Belalang Kembali Serang Areal Pertanian di Sumba Tengah

  • Ilustrasi Tanaman Lidah Buaya Sebagai Obat Tradisional (Foto : Pixabay)

    Hortikultura 9 jam lalu

    Biar Gak Insecure, Bahan Herbal Ini Ampuh Hilangkan Bekas Cacar Air

  • Ilustrasi Hama Perkebunan ( Foto : Pixabay)

    Teknologi 10 jam lalu

    Si Rute Aman, Aplikasi untuk Obati Tanaman Sakit

  • Ilustrasi tanaman porang (Wikimedia Commons)

    Hortikultura 10 jam lalu

    Bahan Pangan Berkalori Rendah, Ini 6 Cara Budi daya Tanaman Porang

  • Banjir yang menerjang Dompu, NTB membuat hewan ternak hanyut. (Foto: Sariagri/Yongki)

    Peternakan 10 jam lalu

    Banjir Bandang Terjang Dompu, Puluhan Ternak Hanyut

banner-sariagri.id

Top News

  • Bernilai Tinggi, Begini Proses Panen dan Pascapanen Vanili
  • Viral Skincare Air Wudhu dari Surga Harga Jutaan, Kok Bisa?
  • Berkebun Jadi Tren, Ini 5 Tanaman Sayuran yang Cocok Ditanam di Rumah
  • Peneliti Identifikasi Protein pada Jagung yang Bisa Jaga Kesuburan Tanaman
  • Selain Cegah Kanker, Ini 8 Khasiat Menakjubkan Konsumsi Jus Timun
  • Ini Penyebab Mengapa Harga Telur Berbeda-beda
  • Prihatin Polusi Plastik, Bioplastik dari Limbah Jeruk Jadi Alternatif
  • Tembakau Berkualitas dari Petani Lereng Gunung Sinabung
  • 5 Tips Memasak Ikan agar Nutrisinya Tidak Hilang
  • Kaya Manfaat, Begini 6 Cara Budi daya Tomat
banner-sariagri.id

TRENDING TAG

  • #Pertanian
  • #Agribisnis
  • #Peternakan
  • #Perikanan
  • #Perkebunan
banner-sariagri.id
logo-sariagri.id

FOLLOW US

app-store-sariagri.id google-apps-sariagri.id

Tentang Kami Syarat & Ketentuan Disclaimer Pedoman Media Siber Karier Hubungi Kami

KATEGORI

  • Home
  • Pertanian
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Podcast
  • Galeri

INFORMASI

  • Tentang Kami
  • Syarat & Ketentuan
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Karier
  • Hubungi Kami

© 2021 - Sariagri, All right reserved | page rendered in 0.1035