Cuaca Tak Menentu, Pasokan Ikan Polewali Mandar Turun Hingga 60 Persen

Pedagang ikan di pasar Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sariagri/ Rifki Junaedi)

Editor: Andry - Jumat, 12 Februari 2021 | 16:00 WIB

SariAgri - Cuaca buruk yang melanda wilayah pesisir kabupaten polewali mandar, sulawesi barat dalam dua pekan terakhir, membuat nelayan enggan melaut. Mereka lebih memilih menganggur dan berada di rumah dengan alasan keselamatan. Namun aktivitas nelayan yang terhenti ini juga berdampak terhadap minimnya pasokan ikan yang berimplikasi terhadap melambungnya harga ikan di pasar tradisional.

Menurut seorang pedagang, Herman, mahalnya harga ikan di pasaran saat ini disebabkan karena kurangnya pasokan ikan dari nelayan sejak dua pekan terakhir. Pasokan ikan bahkan berkurang hingga 60 persen lebih. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, pasokan ikan terpaksa didatangkan sejumlah pengusaha ikan dari luar daerah.

"Sejak banyak nelayan tidak melaut karena cuaca buruk, pasokan ikan langsung turun. Seperti biasanya kalau kurang harganya otomatis langsung naik seperti saat ini,"  Herman menjelaskan.

Hampir semua jenis ikan, seperti ikan tongkol, tuna dan kakap mengalami kenaikan harga yang cukup tajam dari biasanya. Ikan tongkol misalnya, semula dijual Rp 25 ribu, kini dijual dengan harga Rp30 ribu per ekor.

Baca Juga: Cuaca Tak Menentu, Pasokan Ikan Polewali Mandar Turun Hingga 60 Persen
PAD dari Ikan Tangkap Indramayu Melebihi Target di 2020

Kondisi ini juga dikeluhkan oleh para pedagang, terutama pedagang ikan eceran, sebab banyak pembeli yang mengeluhkan mahalnya harga ikan. Akibat tidak sedikit pembeli batal membeli.

Para pedagang berharap, cuaca buruk ini segera berakhir agar nelayan dapat kembali beraktivitas kembali. Para pedagang khawatir semakin lama nelayan menganggur alias tidak produktif harga ikan dipasaran akan semakin melambung.