Berita Perikanan - Ikan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kerawanan pangan global.
SariAgri - Sumber daya perikanan menyediakan 17 persen protein hewani yang dikonsumsi masyarakat dunia. Produk ikan kaya akan mikronutrien dan asam lemak esensial yang penting untuk perkembangan kognitif dan kesehatan ibu dan anak, terutama masyarakat di negara berkembang.
Ikan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kerawanan pangan global. Namun ikan seolah hilang dari pembahasan kebijakan pangan global dan pengambilan keputusan mengenai pangan.
Dilansir Sciencedaily, para ilmuwan dan pakar kebijakan dari Michigan State University, Duke University, Harvard University, Bank Dunia dan Dana Pertahanan Lingkungan AS mendesak pembuat kebijakan dan penyandang dana global untuk memikirkan ikan sebagai solusi kerawanan pangan dan malnutrisi.
Para ilmuwan dan pakar menginginkan ikan bukan hanya dijadikan sumber daya alam yang memberikan pendapatan dan mata pencaharian saja. Mereka berargumen ikan juga harus dilihat dalam perspektif sistem pangan global. Argumen tersebut dimuat dalam makalah 'Recognize Fish as Food in Policy Discourse and Development Funding' yang telah terbit dalam jurnal Ambio.
Baca Juga: Lima Jenis Ikan yang Bisa Dibudidayakan di Air Payau
Mengenal 8 Alat Penangkap Ikan yang Ramah Lingkungan
Data dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menyebutkan jumlah orang yang mengalami kekurangan gizi di dunia akan meningkat dari 678 juta pada 2018 menjadi 841 juta pada 2030 jika tren saat ini berlanjut.
"Ikan selalu menjadi makanan, namun dalam makalah ini kami menyusun agenda untuk meningkatkan peran ikan dalam mengatasi kelaparan dan kekurangan gizi," kata Abigail Bennett asisten profesor di Pusat Integrasi dan Keberlanjutan Sistem, Departemen Perikanan dan Satwa Liar di Michigan State University.
Menurut para ilmuwan, tujuan pembangunan berkelanjutan nomor dua dari PBB yaitu ‘no hunger’ tidak menyebutkan nama perikanan atau budidaya dan panduan khusus tentang sistem produksi ikan.
“Ikan juga sepertinya kurang terwakili dalam prioritas pendanaan pembangunan internasional dan sebagian besar diabaikan dalam dialog kebijakan pangan,” kata Kristin Kleissner ilmuwan senior untuk program Environmental Defense Fund Oceans dan salah seorang penulis makalah.
Dengan fokus pada kandungan nutrisi dan manfaat lain perikanan, lanjut Kleissner, akan memperkuat seruan kepada pemerintah, organisasi pembangunan internasional dan masyarakat secara lebih luas untuk mulai berinvestasi dalam keberlanjutan perikanan tangkap dan akuakultur.
Makalah tersebut memuat empat pilar saran yang harus dilakukan untuk mendorong kebijakan dan tindakan inovatif. Tujuannya mendukung peran ikan dalam ketahanan pangan dan gizi global.
1. Meningkatkan metrik
Pemerintah dan peneliti dapat bekerja sama mengembangkan sarana yang lebih baik untuk meningkatkan produktivitas ikan dalam kebijakan ketahanan pangan dan gizi serta prioritas investasi
2. Mempromosikan sistem pakan ikan yang peka nutrisi
Pengelolaan produksi ikan bukan hanya pada hasil maksimum berkelanjutan tetapi mengelola produksi ikan untuk hasil nutrisi yang optimal secara berkelanjutan
3. Mengatur distribusi
Ketersediaan, akses dan stabilitas adalah ciri utama ketahanan pangan dan gizi. Pemerataan modal dan hak mengakses perikanan sangat penting termasuk perikanan kecil dan peran perempuan dalam sektor akuakultur
4. Menempatkan ikan dalam kerangka sistem pangan
Menempatkan ikan dalam kerangka sistem pangan dengan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara produksi dan distribusi ikan, pertanian terestrial dan kesehatan planet.