Ratusan Petani Tambak di Lamongan dan Gresik Gagal Panen Akibat Banjir

Banjir buat petani tambak di Gresik, Jawa Timur merugi. (Foto: Sariagri/Arief L)

Editor: M Kautsar - Minggu, 10 Januari 2021 | 20:01 WIB

SariAgri - Intensitas hujan tinggi beberapa hari terakhir, membuat debit air Sungai Bengawan Solo yang melewati anak sungai di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, meluap. Akibat luapan Sungai Anak Bengawan Jero ini, Jalan Poros, Kecamatan Turi menuju Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan terendam banjir.

Selain itu banjir dengan ketinggian antara 60 centimeter hingga 100 centimeter, juga memporakporandakan sedikitnya 30 hektar lahan tambak sehingga ribuan ikan siap panen ikut hanyut terbawa banjir.

“Ikan bandeng dan udang yang sebentar lagi akan panen, hanyut ikut terbawa arus banjir. Mungkin yang bisa diselamatkan hanya 10 persennya saja,” kata petani tambak Desa Putat Kumpul, Kecamatan Turi Lamongan, Abdul Muis, kepada SariAgri, Minggu (10/1).

Selain Desa Putat Kumpul, puluhan hektare tambak ikan dan udang yang jebol akibat banjir dialami empat desa lainya, yakni Desa Kemlagi Lor, Desa Pomahan Janggan, Desa Kepudibener dan Desa Bambang,

Baca Juga: Ratusan Petani Tambak di Lamongan dan Gresik Gagal Panen Akibat Banjir
Akibat Banjir, Petani Udang dan Ikan di Kabupaten Demak Terpaksa Panen Dini



Agar tidak mengalami kerugian yang lebih besar, sebagian petambak mencoba menyelamatkan ikannya supaya tidak hanyut dengan memasang jaring. Hilangnya sebagian ikan dan udang siap panen, membuat para petani tambak merugi hingga mencapai Rp10 juta per hektarenya.

Sementara itu, banjir akibat luapan debit Sungai Bengawan Solo juga merendam pemukiman warga yang ada di Desa Tambakberas dan Desa Jono, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Selain itu, banjir dengan ketinggian mencapai 1 meter ini juga menghanyutkan puluhan hektar lahan tambak bandeng milik petani di dua desa tersebut.

“Total dari dua desa yang dilanda banjir ada sekitar 400 hektare lahan tambak ikan bandeng yang rusak. Rata-rata tanggul atau jaring tambak jebol, akibat tak mampu menampung ketinggian air. Akibatnya ribuan ikan milik petani banyak yang hanyut terbawa banjir,” kata Kepala Desa Tambakberas, Wahyudi.

Wahyudi mengatakan hampir 80 persen warga yang tinggal di dua desa tersebut mata pencahariannya adalah petani tambak. Akibat lahan tambak terendam banjir, ratusan petani tambak di dua desa dipastikan kehilangan pendapatan.