Berita Perikanan - Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP gencar membangun klaster tambak udang percontohan di sejumlah daerah.
SariAgri - Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) gencar membangun klaster tambak udang percontohan di sejumlah daerah. Pembangunan klaster ini untuk mendukung pencapaian target peningkatan nilai ekspor udang nasional sebesar 250 persen di tahun 2024.
Kali ini Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah (Kalteng) menjadi salah satu lokasi pembangunan klaster tambak udang percontohan. Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan pembangunan di Kalteng menggunakan lahan tambak masyarakat seluas 5 hektar.
“Dengan total kolam sebanyak 21 kolam terdiri dari 18 kolam produksi, 2 tandon air dan 1 kolam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Dan akhir bulan Desember kemarin telah kita lakukan tebar benur udang vaname dengan padat tebar 70 ekor per m2,” ujarnya.
Baca Juga: Lima Jenis Ikan yang Bisa Dibudidayakan di Air Payau
Mengenal 8 Alat Penangkap Ikan yang Ramah Lingkungan
Slamet berharap program percontohan klaster tambak udang diharapkan menjadi rintisan dalam pengembangan budidaya udang di Kabupaten Sukamara. Program ini diharapkan menjadi magnet agar masyarakat agar kembali antusias berbudidaya udang.
“Untuk itu melalui Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, saya meminta agar terus memberikan pendampingan teknis guna keberhasilan dari program ini. Keberhasilan dari program ini sangat penting, karena disamping mengejar target produksi, juga agar masyarakat terutama di Kabupaten Sukamara mulai kembali berbudidaya udang,” jelasnya.
Slamet mengapresiasi Syarial petambak udang mandiri yang memulai budidaya udang vaname intensif di Desa Cabang Barat, Kecamatan Pantai Lunci, Kabupaten Sukamara.
“Saya sangat mengapresiasi dengan usahanya yang mandiri dan berhasil panen sebanyak 9 ton dengan size 45, masa pemeliharaan 104 hari dengan padat tebar 100 ekor per m2 dan kelangsungan hidup (SR) 90 persen,” terangnya.
Slamet mengatakan selama proses budidaya, tambak udang milik Syarial mampu menjadi kegiatan padat karya bagi masyarakat. Konstruksi pembuatan tambaknya mengarahkan kurang lebih 150 orang, tahap pemeliharaan sekitar 10-20 orang dan tenaga panen udang di petakan, tenaga sortir udang sekaligus packing di atas truk sekitar kurang lebih 50 orang.
“Yang kami inginkan dari adanya program percontohan model klaster tambak udang berkelanjutan pun demikian. Mampu memberikan manfaat banyak bagi masyarakat. Terbukanya lapangan pekerjaan, pendapatan pembudidaya meningkat sehingga menggairahkan ekonomi daerah pada khususnya dan perekonomian nasional pada umumnya,” pungkasnya.