ITS Rintis Kabupaten Binaan Melalui Produksi Filet dan Gelatin Halal

Pelatihan pembuatan nugget ikan oleh tim Abmas dan KKN ITS. (Foto: Istimewa)

Editor: M Kautsar - Kamis, 17 Desember 2020 | 15:46 WIB

SariAgri - Untuk meningkatkan produksi pangan masyarakat berbasis potensi sumber daya alam yang dihasilkan, tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya merintis kawasan binaan di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur mendorong produksi filet dan gelatin halal dari ikan.

Menurut Ketua tim Abmas ITS Surabaya, Lukman Atmaja, produksi filet dan gelatin halal dilakukan di Pelabuhan Tamperan yang berstatus sebagai Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) kelas II.

“Terdapat tiga komunitas nelayan tradisional yang menggunakan teknologi penangkapan sederhana, di mana umumnya peralatan penangkapan ikan dioperasikan secara manual dengan tenaga manusia dan kemampuan jelajah operasional terbatas pada perairan pantai,” kata Lukman kepada Sariagri.

Tidak hanya dari ITS, kata dia, program komprehensif yang digagas tersebut merupakan integrasi antara ITS dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan, Universitas Darussalam (Unida) Gontor, dan komunitas nelayan tradisional setempat.

“Kegiatan Abmas tersebut telah diikuti oleh 21 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat yang aktif,“ terangnya.

Pacitan terpilih sebagai kawasan binaan karena kondisi geografis yang berbatasan langsung dengan laut memungkinkan adanya produksi dan pemasaran ikan beserta produk olahannya.

“Geografis Pacitan selatan memungkinkan pasokan ikan dari nelayan yang berkelanjutan sepanjang tahun, walaupun fluktuatif,” ujarnya.

Di samping itu, lanjut Lukman, faktor yang mendasari penetapan Kabupaten Pacitan yaitu masyarakat yang sulit memasarkan ikan dan hasil olahannya.

Kendala itu muncul karena letak Pacitan yang jauh dari kota-kota besar seperti Surakarta, Yogyakarta, dan Surabaya. Lukman menegaskan bahwa program

Abmas ditujukan untuk membantu menaikkan efektivitas pemanfaatan pengolahan ikan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

Lukman mengatakan bahwa respon masyarakat luar biasa meskipun dilakukan secara daring.

“Termasuk kunjungan ke 21 lokasi produksi dari 21 umkm yang ikut dalam pengabdian ini, yang tersebar di Pacitan kota, Pacitan pedesaan dan Pacitan barat,” ucap dia.

Lukman menerangkan semua UMKM telah bersepakat untuk menjadi bagian dari Kawasan Binaan ITS sejak 2021 hingga 2023. Guna memastikan keberlanjutan kemanfaatan yang telah diterima, UMKM baru untuk gelatin halal juga telah dirintis.

“Harapan tim pengabdian masyarakat adalah supaya suatu saat nanti Pacitan Selatan akan menjadi pusat produksi gelatin ikan terbesar di Jawa Timur maupun nasional,” pungkasnya. (Sariagri/Arief L)