Berita perikanan - Ada beberapa faktor penting mengapa lobster dihargai mahal.
SariAgri - Lobster menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia. Harga lobster yang mencapai ratusan ribu per gram menjadi salah satu potensi ekspor.
Di luar negeri, lobster jenis Maine bisa membuat dompet jebol. Bahkan saat usai ditangkap harga lobster bisa mencapai puluhan dolar.
Menurut laporan Business Insider, harga lobster dengan berat 226 hingga 453 gram bisa mencapai Rp425 ribu hingga Rp637 ribu.
Harganya bisa lebih tinggi tergantung di mana seseorang makan dan kapan. Beberapa faktor penting berkontribusi pada harga yang tinggi.
Tidak seperti kebanyakan perikanan, tidak ada peternakan komersial yang menyediakan banyak lobster dengan harga murah. Budi daya lobster tergolong suit.
Lobster tumbuh lambat, banyak makan, dan rentan terhadap penyakit yang sangat menular, serta telurnya sulit dibesarkan.
Peternakan lobster komersial pertama sedang dikembangkan di Asia.
Jadi pasar di luar Asia harus bergantung pada lobster yang ditangkap di alam liar. Untuk mendapatkan lobster hidup, kamu harus mengirimkannya.
Menjaga lobster tetap hidup saat pengiriman merupakan tantangan karena mereka harus tetap dingin dan lembab sambil memiliki cukup oksigen untuk bernapas dan hidup.
Lobster yang tetap hidup banyak dicari untuk kebutuhan restoran. Alasannya, lobster terasa paling enak saat dimasak hidup-hidup.
Alasan lain mengapa lobster perlu dimasak hidup-hidup adalah karena bakteri senang hidup di dalam hewan. Bakteri ini dapat menginfeksi orang dan membuat mereka sakit jika lobster tidak segera dimasak.
Jika lobster mati jauh sebelum dimasak, maka bakteri memiliki waktu yang cukup untuk berkembang biak dan merusak daging.
Pasar hidup mengambil lobster yang lebih kuat untuk restoran atau toko tempat orang dapat membeli lobster hidup. Lobster yang kurang bersemangat dijual ke pabrik pengolahan.
Alasan lain mengapa lobster menjadi makanan yang mahal adalah karena manusia menikmati makan makanan yang mahal.
Pada pertengahan tahun 1900-an, lobster mengalami perubahan besar dari peran aslinya sebagai pupuk menjadi kemewahan seperti sekarang ini.
Seperti yang ditulis James Suroweicki di The New Yorker, dalam prosesnya, harga tinggi menjadi bagian penting dari citra lobster.
“Dan, seperti banyak barang mewah lainnya, pengeluaran terkait erat dengan kenikmatan. penelitian telah menunjukkan bahwa orang lebih suka anggur murah dalam tes rasa buta, tetapi mereka benar-benar mendapatkan lebih banyak kesenangan dari minum anggur yang dikatakan mahal. Jika lobster dihargai seperti ayam, kita mungkin akan kurang menikmatinya,” ujar James.