Berita Perikanan - Pertumbuhan produksi perikanan nasional terus naik menunjukkan kebutuhan masyarakat akan protein hewani yang terus meningkat.
SariAgri - Kementerian Kelauatan dan perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan budidaya mendorong usaha budidaya ikan air tawar di Desa Koto Masjid dan Desa Hangtuah, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Budidaya ikan air tawar seperti patin dan lele kian populer di masyarakat karena waktu pemeliharaan yang singkat dan modal terjangkau.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengatakan gairah masyarakat untuk melakukan usaha budidaya menunjukkan nilai strategis dari perikanan budidaya sebagai pemasok kebutuhan pangan masyarakat berbasis ikan dan penggerak ekonomi nasional.
“Pertumbuhan produksi perikanan nasional yang terus naik menunjukkan kebutuhan masyarakat akan protein hewani yang terus meningkat. Untuk itulah kkp terus mendorong kegiatan usaha budidaya di masyarakat yang dijalankan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan” ujarnya.
Slamet mengimbau masyarakat menerapkan praktik budidaya yang efisien dan berwawasan lingkungan. Pembudidaya diharapkan dapat terus mendukung program pemerintah seperti Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) maupun Cara Pembuatan pakan Ikan yang Baik (CPPIB) guna meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan.
“Dengan komunikasi dan koordinasi yang baik antar sesama pembudidaya maupun dengan tim teknis dan dinas perikanan setempat akan mewujudkan keberlanjutan usaha dan kesejahteraan bersama,” terangnya.
Baca Juga: Lima Jenis Ikan yang Bisa Dibudidayakan di Air Payau
Ini Keunggulan Bibit Rumput Laut Hasil Pengembangan KKP
Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam, Boyun Handoyo mengatakan Kampung Patin di Desa Koto Masjid merupakan salah satu contoh proses budidaya yang terintegrasi mulai dari hulu hingga ke hilir, yakni mulai dari pembenihan, pembesaran, hingga pasca panen.
“Guna mendukung produktivitas masyarakat, BPBAT Sungai Gelam secara aktif melakukan pembinaan dan menyalurkan bantuan berupa calon induk unggul dan penerapan inovasi teknologi penetasan dengan menggunakan corong pada Unit Pembenihan Rakyat (UPR) yang ada di Kampung Patin,” ungkapnya.
Sementara di Desa Hangtuah yang terkenal sebagai kampung lele, Buyon mengatakan kampung tersebut telah berkembang sangat pesat menjadi pusat pembenihan ikan lele terbesar di Pulau Sumatera. Dia mencatat UPR yang ada saat ini kurang lebih 300 unit dengan kapasitas produksi 10 juta ekor per bulan.
“Melihat potensi yang cukup bagus, selain rutin kami berikan bantuan calon induk unggul, tahun ini kami juga memberikan bantuan Revitalisasi UPR yang merupakan salah satu program prioritas KKP pada tahun 2020,” pungkasnya.(Arif Ferdianto)