Mudah Diterapkan, Ini 4 Cara Alami Pembenihan Ikan Gabus Haruan

Ikan gabus. (Antara/HO-KKP)

Editor: Dera - Sabtu, 24 Oktober 2020 | 11:00 WIB

SariAgri - Ikan gabus haruan (Channa Striata) adalah salah satu varietas ikan gabus yang banyak disukai masyarakat dan dibudidayakan khususnya di Kalimantan karena memiliki rasa yang lebih gurih. Selain itu, daging ikan gabus memiliki kandungan albumin yang diperlukan tubuh dalam proses penyembuhan luka.

Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Kalimantan Selatan, baru-baru ini berhasil membudidayakan ikan gabus haruan, mulai dari proses pembenihan hingga kegiatan pembesaran.

Dilansir dari akun instagram Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), berikut teknologi pembenihan ikan gabus haruan:

1. Seleksi induk

Perlu diketahui bentuk tubuh induk jantan tampak lebih ramping memanjang dan berwarna lebih gelap, sedangkan indukan betina tampak melebar dan berwarna lebih terang. Selanjutnya bagian urogenital induk jantan lebih memanjang dimana terdapat tonjolon kecil yang tersembunyi dalam lubang urogenital. Bagian urogenital betina tampak lebih lebar, dimana tidak ada tonjolan pada lubangnya.

2. Pemeliharaan induk 

Induk yang digunakan untuk pemijahan dipastikan berumur 12 bulan dengan bobot 440-500 gram per ekor. Selama pemeliharaan, induk jantan dan betina dipelihara secara terpisah, kemudian pemberian pakan diberikan 2 kali sehari sebesar 2-3 persen dari bobot ikan. Dalam proses pematangan organ reproduksi (gonad) ikan, pakan dapat dicampur dengan vitamin E.

3. Proses pemijahan

Induk jantan dan betina dicampur dalam bak pemijahan 1:1 dan diberi shelter sebagai pelindung berupa tanaman eceng gondok. telur yang dibuahi setelah 8 jam akan tampak kering, selanjutnya telur akan menetas dalam waktu 24-48 jam. Setelah menetas, larva dikeluarkan dan di tempatkan dalam bak, kemudian induk dikembalikan ke tempat pemeliharaan induk.

Baca Juga: Mudah Diterapkan, Ini 4 Cara Alami Pembenihan Ikan Gabus Haruan
Bantuan Benih KKP Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi Cilacap

Kuning telur larva akan habis pada hari ketiga setelah telur menetas, sehingga pemberian pakan untuk larva mulai diberikan pada hari ketiga. Pemberian pakan pada larva diberi pakan alami berupa daphnia dan pellet serbuk.

4. Proses pendederan

Pendederan dilakukan pada benih berukuran 5-7 cm dengan menggunakan wadah hapa ukuran 2x1x1 m3 yang dipasang pada kolam. Benih berumur 8-22 hari diberikan pakan cacing sutera dan pellet apung dengan pemberian pakan 2-3 kali sehari. Selanjutnya, setelah berumur lebh dari 23 hari dapat dilanjutkan pada proses pembesaran. (Sariagri/Arif Ferdianto)