Hasil Perkawinan Silang, Ini Keunggulan Benih Bawal Bintang Hibrida

Ikan Bawal Bintang (Facebook @Bbpbl Lampung)

Penulis: Arif Sodhiq, Editor: Rojes Saragih - Selasa, 1 September 2020 | 21:30 WIB

SariAgri - Balai perikanan budidaya Laut Batam (BPBL Batam) berhasil memproduksi benih bawal bintang hibrida (hybrid). Benih hybrid ini merupakan hasil perkawinan silang (cross breeding) antara induk betina bawal bintang sirip pendek (Trachinotus carolinus) dengan bawal bintang sirip panjang (Trachinotus blochi, Lacepode).

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Soebjakto mengatatan, saat ini status pengembangan teknologi perbenihan untuk memproduksi benih unggul semakin dinamis. Dia mengapresiasi keberhasilan BPBL Batam dalam memproduksi benih bawal bintang hybrid.

"Kelebihan yang dihasilkan bawal hybrid ini secara langsung akan meningkatkan produktivitas, di sisi lain performance kualitas produknya bisa lebih diminati pasar. Tahun depan bawal hybrid ini kita tergetkan sudah bisa dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia,” ujarnya, Selasa (1/9/2020).

Sementara Kepala BPBL Batam, Toha Tusihadi mengatakan proses hibridasi kedua jenis ikan bawal yang dimiliki BPBL diharapkan dapat mengambil kelebihan yang ada pada keduanya. Salah satu kelebihannya, mampu beradaptasi dari habitat alaminya di daerah subtropis ke lingkungan perairan Indonesia serta dapat dikembangkan pada kisaran salinitas cukup lebar (antara salinitas 19 ppt sampai dengan 34 ppt).

Sedangkan fenotip Bawal Sirip Pendek, lanjut Toha, diharapkan akan muncul pada benih turunannya yaitu munculnya warna keemasan pada permukaan tubuh ikan, daging yang lebih tebal serta karakteristik morfologi sirip yang dimilikinya. Kelebihan lain dari Bawal Sirip Pendek yaitu pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan Bawal Bintang.

"Proses hibridisasi ini tentu diharapkan akan mampu memperbaiki performance ikan bawal bintang baik dari sisi pertumbuhan maupun kualitas produk. Jadi, kelebihan-kelebihan fenotip Bawal Sirip Pendek menyebabkan ikan tersebut lebih diminati di pasar internasional dibandingkan dengan Bawal Bintang," jelasnya.

Toha menambahkan, saat ini produksi benih pada siklus pertama telah menghasilkan benih Bawal Hybrid siap tebar KJA (umur 30 hari, ukuran 3 4 cm) sebanyak 5.000 ekor. Sedangkan pada produksi siklus kedua BPBL Batam meningkatkan jumlah produksinya, dengan jumlah eksisting benih saat ini sebanyak 20.000 ekor benih Bawal Hybrid umur 14 hari (ukuran 0,6 cm).

Menurut dia, induk tersebut dapat dipijahkan secara alami dengan produksi telur antara 100.000-150.000 butir telur fertil per siklus.

Baca Juga: Hasil Perkawinan Silang, Ini Keunggulan Benih Bawal Bintang Hibrida
Cakupan Asuransi Mikro Akuakultur Bagi Pembudidaya Perikanan Diperluas

Hibridisasi ini dilakukan sebagai usaha BPBL Batam untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya genetik yang telah dimiliki untuk mendukung pembangunan perikanan budidaya laut.

"Strategi breeding program dan pemuliaan induk akan terus dilaksanakan oleh BPBL Batam dengan berfokus pada dua kegiatan pokok, yaitu untuk mempertahankan galur murni masing-masing spesies serta untuk mendapatkan strain atau varietas bawal hybrid yang memunculkan fenotip-fenotip unggul dari kedua komoditas yang ada," pungkasnya. (Arif Ferdianto)