Tekan Inflasi, Daerah Ini Budidayakan Ikan Gabus

Masyarakat memanen ikan gabus. (Alam Siak Lestari)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Selasa, 31 Januari 2023 | 06:00 WIB

Sariagri - Dinas Perikanan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan mulai membudidayakan ikan air tawar jenis gabus dan betok sebagai salah satu upaya untuk menekan inflasi.

"Salah satu tujuan budidaya ikan air tawar ini menekan inflasi, kami fokus mengelola sumber daya perikanan," kata Kepala Dinas Perikanan HSU Ismarlita.

Dinas Perikanan, akan meningkatkan pengelolaan Jenis Ikan Gabus (Haruan)dan Betok (Papuyu) Menurutnya potensi pengembangan Ikan lokal sangat menjanjikan karena memiliki nilai ekonomis tinggi, sehingga bisa berdampak Inflasi.

Jenis ikan lokal di perairan umum HSU seperti Ikan Gabus dan Betok bisa memicu inflasi apabila ketersediaannya berkurang di pasaran khususnya di Kalimantan Selatan

Menurutnya, daerahnya berpeluang menjadi pemasok Ikan lokal bagi Ibu Kota Negara (IKN) ke depannya karena potensi perairan umum (rawa dan sungai) yang lebih besar dibandingkan dari daratannya, sehingga sektor perikanan menjadi salah satu harapan untuk dikelola dan dikembangkan.

Kabupaten HSU melalui perikanan tangkap perairan umum memberikan kontribusi produksi yang sangat besar bagi perikanan Kalimantan Selatan.

"Meski terdengar terlalu muluk untuk menjadi lumbung ikan bagi IKN namun bukan mustahil apabila disiapkan sejak sekarang dengan cara memulai pengelolaan sumberdaya ikan perairan umum khususnya Jenis Ikan Lokal dan merubah prilaku petani/nelayan," kata Ismarlita.

Ditegaskan, petani /nelayan di HSU secara bertahap akan melakukan pengelolaan sumberdaya ikan dari hasil tangkapan. dibanding menjalankan sistem budidaya apalagi dengan Ikan Introduksi (pendatang) membutuhkan pembiayaan cukup besar. khususnya pakan dan jaminan nilai jual .

Dinas Perikanan HSU, tanpa mengesampingkan budidaya ikan introduksi yang tetap dilaksanakan , untuk nelayan dan pembudidaya ikan sekitar perairan umum , lebih diarahkan untuk pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam melimpah yang dimiliki HSU berupa perairan umum berupa sungai dan rawa.

Kendalanya terletak pada benih Ikan Gabus yang sulit didapatkan.

Meski bisa memperoleh benih Ikan melalui Balai Perikanan Budidaya Ikan Air Tawar (BPBAT) Mandi Angin Banjarbaru, namun harus memesan terlebih dahulu karena tidak selalu ready, sehingga tidak jarang untuk keperluan budidaya mendatangkan benih gabus dari luar (Lumajang, Jawa Barat), yang perlu beradaptasi kembali dengan lingkungan perairan daerah kita

"Kabarnya Ikan Gabus yang dibenihkan di Lumajang, indukannya berasal dari Kalsel juga," tambahnya.

Dengan kendala ini, dari peluang yang ada, Dinas Perikanan pada tahun 2023 akan mencoba mendederkan larva gabus dari hasil alam sampai tahap pendederan dua yang selanjutnya sudah bisa dipelihara.

Dengan kegiatan ini, akan terjadi kolaborasi dan sinergisitas nelayan dan pembudidaya ikan.

Ikan lokal kita yang asalnya liar akan terdomestikasi sebagai langkah awal dalam berbudidaya ikan lokal.

Dari kegiatan ini yang lebih penting terjadinya “perubahan perilaku” kegiatan tangkap ikan yang ramah lingkungan untuk mengurangi illegal fishing

"Kita melakukan Domestifikasi ikan yang semula hidup liar di alam untuk mencari benih ikan yang unggul untuk dibudidayakan," terangnya.

Dalam pengelolaan Perikanan Tangkap selain kegiatan tersebut di atas juga telah dilakukan pengkayaan stock/ penebaran benih di alam (betok dan gabus), konsepnya adalah guna penjaminan ketersediaan ikan di alam.

Budidaya Ikan Gabus diperairan umum tersebar di HSU di antaranya dilakukan di Desa Kutai Kecil, Pulau Tambak Kecamatan Amuntai Selatan. Sungai Nyiur Kecamatan Babirik dan Kolam Rawa di desa Rintisan (Danau Panggang) dan Desa Tampakang (Paminggir).

"Melalui cara demikian kita berharap terjadi perubahan perilaku para nelayan yang selama ini mungkin menangkap ikan tanpa mengindahkan kelestarian lingkungan," katanya.

Baca Juga: Tekan Inflasi, Daerah Ini Budidayakan Ikan Gabus
Tingkatkan Kesejahteraan Ikan, Dosen IPB Anjurkan Pengayaan Lingkungan

Ismarlita menginformasikan, total produksi perikanan tangkap selama 2022 sebanyak 12.323, 77 ton. Dari hasil tangkapan itu jumlah Ikan Gabus sebanyak 776, 40 ton dan Betok 961,25 ton.

Jumlah tangkapan ikan setiap tahun juga tergantung musim penangkapan, yang sangat dipengaruhi oleh musim/ cuaca . Hasil tangkapan Ikan Gabus pada 2021 sebanyak 801,34 ton sedangkan Betok sebanyak 2747 ton. Total Produksi tahun 2022 memang mengalami peningkatan, namun pada komoditas tertentu yang memiliki nilai ekonomis penting seperti Betok dan gabus mengalami penururan .