Budi Daya Ikan Koi Tak Hanya Sekadar Hobi tapi Bisa Tambah Pundi-pundi

Editor: Tatang Adhiwidharta - Selasa, 30 Agustus 2022 | 11:00 WIB
Sebanyak 7.000 ekor ikan koi beragam jenis dari penjuru nusantara dihadirkan dalam even Malang Koi Show 2022 yang digelar di kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Jawa Timur.
Ajang yang dihelat di tahun kedua ini, menghadirkan sejumlah agenda utama. Mulai pelatihan budi daya koi, temu bisnis hingga kontes ikan terbaik.
Rektor UMM, Fauzan mengatakan selama ini, ikan koi baru menjadi ikan peliharaan dan belum terpikirkan sebagai ladang bisnis. Padahal, faktanya dari segi bisnis budi daya ikan koi sangat potensial dengan memberikan keuntungan jutaan rupiah per ekor.
“Jika diibaratkan tanaman hias, koi ini memiliki pesona yang tidak kalah menariknya. Ada nilai estetika atau keindahan dan punya nilai ekonomis, harganya lumayan tinggi sehingga selain hobi juga bisa memberikan penghasilan,” beber Fauzan saat ditemui Sariagri di kampus UMM, Senin (29/8/2022).
Lebih jauh, Fauzan mengatakan, Malang Koi Show menjadi salah satu energi pendorong bagi kelas profesional koi untuk berkembang. Apalagi sejauh ini, UMM menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang memiliki Center of Excellence (CoE) Koi.
Pengembangan puluhan CoE di UMM bukan tanpa alasan. Fauzan menegaskan, 2030 menjadi awal puncak bonus demografi. Maka dengan CoE, diharapkan lahir sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dalam menyongsong bonus demografi.
Menurut dia, saat ini lulusan perguruan tinggi belum cukup menjawab permasalahan di masyarakat dan kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Sebagian besar harus mengikuti pelatihan selama enam bulan hingga setahun agar bisa menjadi SDM siap pakai yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Fauzan menyebutkan melalui CoE, diharapkan lahir sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dalam menyongsong bonus demografi. Pun dengan menyambut era Indonesia emas pada 2045 nanti.
“Puluhan CoE sekolah profesional dari UMM hadir untuk menjawab hal itu. Saat masyarakat butuh SDM yang ahli di bidang ikan koi, UMM bisa menyediakannya. Begitu pula di bidang anggrek, kokoa, udang, unggas, dan lainnya,” ungkap Fauzan.
Even usaha budi daya hingga terciptanya wirausaha ikan hias mendapat apresiasi dan sambutan baik dari pihak Pemerintah Kabupaten Malang.
Salah satu wujud dukungan Pemkab Malang terhadap usaha budidaya ikan koi dengan hadirnya sentra budidaya ikan koi di Desa Sukorejo, Kecamatan Gondanglegi, yang saat ini mampu menandingi eksistensi kelompok petani pendahulunya dari Kabupaten Blitar, Tulungagung dan Kediri.
“Kita sudah siapkan lahan seluas 1 hektar. Ini tidak main-main dan ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah daerah dalam memberikan dukungan terhadap pengembangan koi sebagai bisnis dan penelitiang bersama UMM,” terang Bupati Malang, Sanusi.
Ia berharap langkah tersebut mampu memotivasi warga dalam mengembangkan peternakan ikan koi sehingga memberikan perbaikan ekonomi di masa depan.
Bupati Malang, Sanusi mencontohkan gambaran budi daya koi menguntungkan di lahan seluas setengah hektar di Tumpang dapat menghasilkan Rp350 juta dalam waktu 6 bulan. Maka dalam setahun dapat mendapatkan Rp700 jutaan.
“Dari sisi ekonomi, berbisnis ikan cukup menguntungkan. Jika dibandingkan dengan penghasilan petani padi, dalam enam bulan mencapai Rp40 juta dan setahun kira-kira bisa mengantongi Rp80 juta. Maka bisnis ikan tentu menguntungkan,” tutup Sanusi.