Mengenal Hiu Paus, Mamalia Terbesar yang Dikenal Ramah dengan Manusia

Ilustrasi hiu paus (Pxhere)

Editor: Tanti Malasari - Senin, 15 Agustus 2022 | 13:30 WIB

Sariagri - Hiu adalah hewan laut yang dikenal sangat ganas dan berbahaya. Ia menjadi predator teratas dalam ekosistem laut. Hiu sendiri ternyata ada banyak jenisnya, salah satu yang paling sering ditemui di Indonesia adalah hiu paus tutul. Berbeda dengan jenis hiu pada umumnya, hiu yang dikenal dengan nama hiu tutul ini justru sangat ramah dan tidak berbahaya.

Menurut Pusat Penelitian Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), hiu ini tidak termasuk ke dalam kategori yang berbahaya. Bahkan hiu ini dikenal sangat bersahabat dengan manusia, sama seperti dengan paus dan lumba-lumba lainnya. Tak heran jika hiu ini menjadi daya tarik wisata sendiri dari suatu daerah.

Spesifikasi hiu paus

Hiu dengan nama latin Rhincodon typus merupakan ikan terbesar yang masih hidup di dunia. Ukuran rata-rata hewan dewasa diperkirakan sekitar 9 m dengan berat mencapai 9 ton. Spesimen terbesar yang dapat diverifikasi adalah yang tertangkap pada 11 November 1947 di Karachi, Pakistan dengan panjang sekitar 12,65 m, lingkar badan sekitar 7 m dan beratnya lebih dari 21,5 ton.

Hiu jenis ini adalah salah satu dari tiga spesies hiu yang diketahui makan dengan cara menyaring air laut. Mereka makan secara pasif dengan cara membuka mulutnya yang besar dan lebar sambil berenang perlahan. Kemudian air laut masuk secara leluasa dan keluar dari belakang rongga mulut melalui celah insang, sementara makanannya tersaring oleh lembar-lembar penyaring di mulutnya.

Beberapa jenis makanan kegemarannya antara lain plankton, kril, larva kepiting pantai, makro alga, serta hewan kecil nektonik seperti cumi-cumi atau vertebrata kecil. Selain itu, hiu ini juga diketahui memangsa ikan-ikan kecil, ubur-ubur dan telur ikan yang melayang.

Migrasi hiu paus dikenal memiliki jangkauan wilayah yang sangat luas. Habitatnya berada di perairan tropis hingga suptropis, sehingga membuat spesies ini cukup mudah ditemukan di perairan Indonesia. Di Indonesia sendiri, ada beberapa daerah ekowisata hiu paus yaitu di Perairan Teluk Cenderawasih Papua, Talisayan Kalimantan Timur, Probolinggo Jawa Timur dan Botubarani Gorontalo. Di lokasi tersebut, Sobat Agri bisa dengan mudah melihat mamalia besar yang ramah sekali dengan manusia, sehingga kamu bisa berenang bersamanya.

Morfologi

Secara umum, ikan hiu paus memiliki tubuh dan mulut yang sangat besar di antara mamalia laut lainnya. Sepanjang tubuh hiu ini juga terdapat corak totol pada kulitnya. Uniknya, totol-totol putih pada kulit hiu ini sama seperti sidik jari, sehingga bisa dipastikan setiap hiu tutul ini memiliki totol yang ebrbeda-beda.

Selain itu, yang menjadi ciri khas lainnya, yaitu memiliki bentuk kepala yang lebar dan gepeng, garis insang dan sirip punggung (dorsal) pertama yang besar dan pola totol-totol putih dan garis di kulitnya yang cenderung berwarna keabu-abuan.

Sementara lebar mulutnya sendiri bisa mencapai 1,4 meter. Letak mulut hiu ini bukan berada di bagian bawah kepala seperti ikan hiu pada umumnya, melainkan di ujung moncongnya. Untuk ukuran tubuh, diketahui hiu tutul betina lebih besar dari hiu tutul jantan.

Gigi hiu jenis ini sendiri ada sangat banyak, setidaknya mereka memiliki 3.000 gigi-gigi yang sangat kecil. Namun fungsi gigi ini tidak berperan penting sebab makanan yang masuk akan disaring, kemudian terus berjalan ke dalam kerongkongan ikan.

Hewan yang dilindungi

Pada tahun 2000, mamalia ramah ini masuk dalam daftar merah untuk species terancam oleh International Union forConservation of Nature (IUCN) dengan status rentan (vulnerable) yang artinya populasinya diperkirakan sudah mengalami penurunan sebanyak 20-50% dalam kurun waktu 10 tahun atau tiga generasi.

Baca Juga: Mengenal Hiu Paus, Mamalia Terbesar yang Dikenal Ramah dengan Manusia
Bikin Video Makan Ikan Hiu Putih, Influencer Cina Diperiksa Polisi

Kemudian pada tahun 2002, hiu paus akhirnya dimasukkan dalam apendiks II Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) yang artinya perdagangan internasional untuk komoditas ini harus melalui aturan yang menjamin pemanfaatannya tidak akan mengancam kelestariannya di alam.

Di Indonesia sendiri, hiu tutul juga telah dilindungi secara penuh melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI nomor 18 Tahun 2013. Hal ini dikarenakan pertumbuhan dan proses kematangan kelamin/seksual dari hiu tutul dinilai sangat lambat. Selain itu jumlah anakan yang dihasilkan (reproduksi) relatif sedikit dan berumur panjang. Alasan ini yang akhirnya menjadikan hiu paus rentan mengalami kelangkaan bahkan kepunahan apabila eksploitasi tanpa terkendali.